Kelola bisnis Anda
© 2025 Rentokil Initial plc (ID) PT Rentokil Indonesia - Nomor Induk Berusaha (NIB): 8120201762471. Tunduk pada hukum yang berlaku
Tidak ada satupun orang yang mau berurusan dengan masalah banyak kecoa, apalagi harus berhadapan dengan kotorannya di rumah! Selain tidak sedap dipandang dan berbau tidak menyenangkan, kandungan protein (atau alergen) di dalam kotoran kecoa diketahui berbahaya bagi kesehatan manusia dan memicu reaksi alergi bagi sebagian orang.
Kabar baiknya adalah kotoran kecoa bisa sangat mudah dikenali dan menjadi salah satu bukti nyata masalah kecoa di rumah. Pelajari lebih lanjut seperti apa bentuk kotoran kecoa dan bahaya kotoran kecoa bagi kesehatan manusia di artikel ini.
Atau segera hubungi Rentokil jika Anda merasa sangat terganggu dengan keberadaan banyak kecoa di rumah saat ini.
Kecoa selalu meninggalkan kotoran berbentuk silinder berwarna coklat atau hitam kemanapun mereka pergi. Secara umum, kotoran kecoa memiliki lebar kurang dari 1mm dan dengan ukuran panjang yang bervariasi. Namun demikian, warna dan ukuran bentuk kotoran kecoa akan sangat bergantung pada jenis kecoa yang Anda hadapi saat ini di rumah.
Makanan kecoa termasuk daging hewan mati, sampah atau bahkan kotoran manusia menjadikan mereka menghasilkan feses dalam jumlah banyak setiap harinya. Selain itu, bentuk kotoran kecoa juga dapat sangat bervariasi, dari padat hingga semi cair tergantung pada apa yang kecoa makan.
Dibawah ini adalah beberapa cara mengidentifikasi bentuk kotoran kecoa berdasarkan jenisnya dan perbedaan dengan kotoran hewan lain, seperti kotoran tikus.
Salah satu spesies atau jenis kecoa besar yang paling umum ditemukan di banyak rumah di Indonesia adalah jenis Kecoa Amerika. Kecoa Amerika umumnya meninggalkan kotoran berbentuk silinder, berwarna hitam pekat dengan ujung tumpul dan memiliki benjolan atau gerigi di sepanjang tepinya. Ukuran rata-rata kotoran kecoa Amerika kurang lebih 1/8 inchi atau setara dengan ukuran butiran biji beras.
Jika Anda menemukan feses atau kotoran kecoa dengan bentuk seperti yang dijelaskan di atas dalam jumlah besar, maka kemungkinan Anda sedang bermasalah serius dengan jenis kecoa Amerika yang di rumah!
Beberapa kecoa kecil yang paling umum ditemukan menghantui setiap pemilik rumah di Indonesia adalah jenis kecoa bergaris coklat dan kecoa Jerman.
Secara umum, jenis kecoa yang berukuran kecil meninggalkan feses semi-cair berwarna hitam atau coklat yang lebih menyerupai bercak atau noda, dan sekilas terlihat seperti bubuk kopi atau lada hitam.
Salah satu perbedaan signifikan antara bentuk kotoran kecoa bergaris coklat dan kecoa Jerman adalah tekstur kotoran kecoa Jerman yang jauh lebih basah atau lembab. Hal ini disebabkan karena habitat kecoa Jerman yang lebih menyukai tempat-tempat yang lembab.
Bagi mata yang tidak terlatih, baik kotoran kecoa (khususnya jenis kecoa besar) maupun kotoran tikus terlihat sangat mirip dan sulit dibedakan. Namun jika Anda melihatnya lebih jeli, terdapat beberapa perbedaan utama antara kedua hama menyebalkan ini.
Dilihat dari bentuknya, kotoran tikus tidak memiliki tonjolan atau gerigi yang sama dengan kotoran kecoa. Kotoran tikus berukuran lebih besar dengan tekstur halus dan memiliki ujung yang runcing, sehingga tidak sama dengan kotoran kecoa yang ujungnya tumpul.
Kotoran tikus juga seringkali ditemukan memiliki sedikit bulu yang menempel padanya - yang dimana hal ini tidak mungkin ditemukan pada kotoran kecoa yang tidak berbulu.
Hama kecoa tidak memiliki tempat khusus untuk buang air besar, maka kotoran kecoa dapat ditemukan di mana saja di sekitar area rumah Anda.
Cara termudah untuk menemukan kotoran kecoa adalah dengan melihat beberapa titik yang dekat dengan tempat bersarangnya (tempat yang hangat dan lembab) dan di mana mereka biasa menemukan sumber makanan di dalam rumah Anda.
Periksa beberapa tempat yang paling umum ditemukan kotoran kecoa di dalam rumah Anda di bawah ini:
Jika Anda bertanya "apakah kotoran kecoa berbahaya bagi kesehatan manusia?" Maka jawaban singkatnya adalah ya.
Kecoa dapat membawa dan menyebarkan penyakit dari bagian tubuh dan kotorannya. Selain telur kecoa, air liur dan tubuh mereka yang membusuk - kotoran kecoa juga diketahui dapat memicu reaksi alergi bagi manusia.
Kecoa tidak sama seperti nyamuk yang dapat menularkan vektor penyakit langsung melalui transfer mekanis. Namun sama halnya seperti lalat hijau, kecoa juga bertindak sebagai reservoir atau tempat penampungan dari beberapa patogen berbahaya, termasuk salmonella dan staphylococcus.
Karena kebiasaan makan yang tidak sehat, kecoa dapat menyebarkan patogen berbahaya melalui kotorannya. Ketika kecoa memakan sesuatu yang terkontaminasi, seperti potongan ayam mentah atau kotoran hewan, organisme tersebut akan masuk dan mungkin tersimpan di dalam sistem pencernaannya.
Patogen tersebut kemudian akan dikeluarkan melalui kotoran kecoa dan akan mencemari permukaan dan mengkontaminasi makanan yang hendak dikonsumsi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa penyakit dari kecoa, antara lain:
Terlepas dari betapa berbahayanya kotoran kecoa bagi kesehatan manusia, kotoran kecoa juga bertindak sebagai feromon bagi kecoa lainnya. Mengapa demikian?
Kotoran kecoa mengandung sinyal kimiawi yang mampu ‘memanggil’ kecoa lainnya untuk ikut mencari makan ke sumber makanan dan air terdekat. Mungkin Anda hanya melihat satu kecoa berkeliaran, tetapi terdapat ratusan kecoa lainnya bersembunyi dan menunggu sinyal yang tepat untuk segera keluar dan mencari makan.
Karena kotoran kecoa dapat berbahaya bagi kesehatan jika Anda tangani sendiri, maka cara terbaik untuk menghilangkan kecoa dan kotorannya dari rumah adalah dengan meminta bantuan dari jasa pembasmi kecoa profesional.
Hubungi Rentokil hari ini untuk segera menjadwalkan survey hama kecoa gratis di tempat Anda hari ini.
Melindungi rumah dan bisnis di Indonesia selama lebih dari 50 tahun