Kelola bisnis Anda
© 2025 Rentokil Initial plc (ID) PT Rentokil Indonesia - Nomor Induk Berusaha (NIB): 8120201762471. Tunduk pada hukum yang berlaku
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa penelitian laboratorium di sebagian besar film yang Anda tonton seringkali menggunakan tikus putih sebagai objek percobaan? Ini jawabannya!
Jenis-jenis tikus seperti tikus rumah (Mus domesticus) atau tikus norway (Rattus norvegicus) merupakan jenis mamalia dominan yang sangat umum digunakan dalam pengujian laboratorium oleh para peneliti dan ilmuwan selama bertahun-tahun.
Menurut makalah yang berjudul "Kebutuhan Esensial untuk Hewan dalam Penelitian Medis" pada tahun 2015 oleh Asosiasi Nasional untuk Penelitian Biomedis (NABR) yang menjelaskan tentang tikus dan penggunaanya dalam penelitian biomedis penyakit manusia seperti kanker dan penyakit Alzheimer, menyatakan 95% hewan percobaan yang digunakan di laboratorium adalah tikus.
Mengapa demikian?
Selain ukuran tubuh tikus yang kecil dan tidak membutuhkan banyak ruang untuk menguji hewan yang lebih besar, mengapa tikus umumnya digunakan sebagai model dalam studi medis dan perilaku? Jawaban singkat untuk pertanyaan ini adalah karena secara mengejutkan ada banyak kesamaan antara tikus dan manusia!
Ada beberapa kesamaan tikus yang serupa dengan manusia:
Tikus dan manusia sama-sama mamalia – Baik tikus dan manusia melahirkan keturunannya dan berdarah panas.
Tikus adalah hewan yang sangat sosial dan memiliki sistem saraf yang mirip dengan manusia – Menurut artikel dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), tikus juga dapat merasakan kesepian, ketakutan, dan rasa sakit seperti manusia. Mereka juga terikat secara emosional satu sama lain dan hal yang paling menarik adalah mereka juga bisa mencintai keluarga mereka sama seperti manusia!
Kemiripan genetik tikus dengan manusia – Tikus dan manusia memiliki setidaknya 30.000 gen dalam tubuh dan sekitar 99% gen pada manusia memiliki kesamaan juga di tikus (CNN, 2002).
Kesamaan antara otak tikus dan otak manusia – Tikus memiliki fungsi otak dan arsitektur otak yang terdiri dari jenis sel otak yang hampir sama dengan manusia (Live Science, 2019).
Kumpulan fakta tikus di atas membuktikan bahwa ternyata tikus kurang lebih memiliki kesamaan dengan manusia dalam hal perilaku, kecerdasan dan emosi mereka.
Lalu apakah fakta-fakta ini yang menjadi alasan utama mengapa begitu sulit untuk menangkap atau mengusir tikus yang merajalela di rumah tanpa meminta bantuan dari jasa pest control yang telah berpengalaman dalam mengatasi hama tikus?
Berikut adalah fakta tentang tikus dan bagaimana kecerdikan tikus dapat menjadi masalah besar bagi Anda di rumah:
Tikus memiliki sistem saraf yang sama dengan manusia. Dengan demikian, bukan tidak mungkin bagi tikus untuk merasa sedih dan gembira atau bahkan curiga sama halnya seperti manusia.
Perlu Anda ketahui bahwa salah satu keterampilan bertahan hidup yang utama tikus miliki adalah karakteristik tikus yang neofobik. Ini berarti mereka akan dengan cepat merasa takut pada sesuatu hal baru yang tidak mereka kenal di wilayah mereka.
Baca juga: 4 Alasan Mengapa Tikus Merupakan Hewan yang Cerdas
Sebagian besar jenis tikus secara inheren curiga dan cenderung menghindari sesuatu yang baru di wilayah mereka selama beberapa hari hingga mereka terbiasa dengan objek baru tersebut. Inilah sebabnya umpan dan perangkap tikus yang efektif sering membutuhkan beberapa hari untuk bekerja dengan optimal dalam menangkap tikus.
Tikus dianggap sebagai hewan yang sangat sosial yang suka berkomunikasi satu sama lain. Oleh karenanya, tikus memanfaatkan urin mereka sebagai media "komunikasi kimia" dengan tikus lainnya yang juga dikenal sebagai perilaku penandaan urin atau urine-making behavior yang memiliki beberapa fungsi berbeda dalam komunikasi sosial tikus, termasuk:
Apakah Anda ingat film anak-anak klasik pada awal tahun 2000 yang berjudul "Ratatouille" dimana mengisahkan tentang koki-tikus bernama Rémy yang memiliki kemampuan untuk merasa dan mencium makanan yang membantunya dalam menjadi koki berbakat?
Dalam kehidupan nyata, kecerdikan tikus lainnya adalah melalui indera perasa dan penciuman mereka yang berkembang secara baik yang digunakan ketika sedang mencari makan!
Karena sifat tikus yang omnivora atau pemakan segala, tujuan utama dari indera perasa dan penciuman tikus membantu mereka membedakan makanan yang baik dan buruk untuk dikonsumsi.
Tikus pintar dan mampu mengenali rasa tertentu setelah hanya menggigit sedikit makanan yang mereka temukan, kemudian melalui 'reseptor rasa’ yang sensitif terhadap rasa yang terletak di dalam mulut, mereka dapat dengan mudah mengetahui apabila yang mereka sedang konsumsi adalah makanan yang buruk seperti racun tikus.
Artikel ini seharusnya memperluas pandangan Anda tentang bagaimana beberapa sifat dan kecerdikan tikus yang sesungguhnya. Lebih buruknya lagi, tikus pintar dan mampu beradaptasi dengan baik untuk hidup di antara manusia, menjadi alasan utama mengapa tikus dianggap sebagai bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan modern di perkotaan besar.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Tikus adalah Hewan yang Pintar dan Sulit Dikendalikan
Pada kasus jumlah infestasi hama tikus yang rendah, produk DIY mungkin dapat menjadi solusi jangka pendek. Namun perlu Anda ketahui apabila produk DIY tidak akan mampu mampu menyelesaikan masalah tikus di rumah Anda sepenuhnya, terutama jika ditemukan terlalu banyak tikus di rumah atau masalah tikus masuk rumah kembali berulang.
Sebagai bagian dari pendekatan PEST (Prevention-Exclusion-Sanitation-Treatment), jasa pembasmi tikus profesional akan bekerja sama dengan Anda untuk untuk memastikan bahwa masalah tikus Anda akan ditekan hingga ke populasi terendah dengan melakukan:
Apakah Anda menemukan tikus terlalu cerdik dan pintar untuk Anda tangani sendiri? Hubungi kami untuk saran dan bantuan segera dari ahli Rentokil Indonesia di dekat Anda. Kami di sini siap untuk membantu Anda!
Melindungi rumah dan bisnis di Indonesia selama lebih dari 50 tahun