Kelola bisnis Anda
© 2025 Rentokil Initial plc (ID) PT Rentokil Indonesia - Nomor Induk Berusaha (NIB): 8120201762471. Tunduk pada hukum yang berlaku
Ada banyak klaim dipasaran mengenai kemampuan suatu unit perangkap lalat elektrik , dan hal ini yang menjadi menyulitkan bagi pelanggan untuk menentukan pilihan dalam memilih perangkap lalat elektrik terbaik sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi pelanggan.
Semakin cepat populasi lalat dieliminasi didalam satu lingkungan, maka akan semakin rendah risiko penyakit seperti Shigellosis dan Salmonellosis yang dapat ditularkan melalui lalat.
Penelitian dan analisis ilmiah kami menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi LED pada perangkap lalat memiliki dampak signifikan terhadap keefektifan satu unit.
Teknologi LED menawarkan:
Ini juga mengurangi kebutuhan untuk mengganti lampu fosfor setiap tahunnya.
Menyelidiki bagaimana cara menjebak dan mengusir lalat dengan efisien telah menjadi pertimbangan dasar dari berbagai penelitian oleh tim ahli sains kami di Pusat Teknis Global Rentokil.
Dua bidang utama penelitian kami adalah:
Penelitian ini telah membantu kami mengembangkan perangkap lalat terbaru kam Lumnia dengan memanfaatkan teknologi LED yang terbukti paling efisien dalam menarik lalat ke perangkap.
Cari tahu bagaimana cara Rentokil mengontrol hama lalat dengan menggunakan inovasi perangkap lalat LED terbaru
LED menghasilkan sinar UV-A yang intens untuk menembus ke lingkungan sekitar dan tampak lebih menarik bagi serangga tertentu, seperti lalat rumah, daripada lampu fosfor tradisional yang menghasilkan cahaya.
Lalat rumah tertarik ke UV-A karena mata mereka sensitif terhadap cahaya pada panjang gelombang tersebut.
Panjang gelombang cahaya yang berada di luar jangkauan cahaya tampak lebih menarik bagi lalat rumah daripada yang ada di dalamnya.
Sebuah fenomena yang dikenal sebagai phototaxis menggambarkan bagaimana serangga merespons cahaya.
Serangga tertentu, seperti kecoa atau cacing tanah, memiliki phototaxis negatif yang berarti mereka menolak paparan cahaya. Ngengat, lalat dan banyak serangga terbang lainnya memiliki phototaxis positif sehingga secara alami tertarik pada cahaya.
Meskipun tidak ada satu penjelasan ilmiah untuk daya tarik lalat terhadap cahaya, ada beberapa teori mengapa hal ini dapat terjadi.
Untuk beberapa serangga, sumber cahaya terang bisa dilihat sebagai sinyal pengaman. Sumber sinar cahaya umumnya diposisikan di tempat yang lebih tinggi, sehingga secara naluriah membantu menjaga serangga menjauh dari bahaya di dekat tanah.
Teori populer lainnya adalah serangga menggunakan cahaya sebagai alat bantu navigasi.
Seekor serangga yang terbang ke utara, misalnya, dapat menilai arahannya dengan menjaga sumber cahaya alami, seperti matahari atau bulan.
Metode ini bekerja dengan baik selama sumber cahaya tetap konstan dengan jarak yang cukup.
Serangga terbang akan menjadi bingung ketika menemukan sumber cahaya lain, seperti cahaya dari lampu pijar. Ini menjelaskan mengapa ngengat terus menerus mengelilingi cahaya - karena secara naluriah ingin menjaga agar cahaya tetap berada di sisi tubuh tertentu untuk membantunya menavigasi rutenya.
Ada beberapa perdebatan di komunitas ilmiah tentang mengapa serangga fototactic positif akan terus terbang di sekitar sumber cahaya buatan bahkan ketika cahaya alami tersedia.
Beberapa orang percaya bahwa seungguhnya serangga terbang tersebut tidak tertarik langsung pada cahaya itu sendiri, melainkan dipengaruhi oleh kegelapan disekelilingnya.
Yang lain berpendapat bahwa ini disebabkan oleh mata serangga itu sendiri yang sering mengandung banyak lensa, sehingga mereka berjuang untuk menyesuaikan diri dari terang ke gelap. Hal inilah yang membuat serangga itu buta pada malam hari dan rentan terhadap predator, maka dari itu serangga mungkin merasa lebih aman untuk tetap berada di bawah cahaya daripada terbang menjauh.
Sejak 2008, Pusat Teknis Global Rentokil telah mendedikasikan dua ruang yang dirancang khusus untuk menguji unit perangkap lalat. Unit tersebut dibandingkan dengan menggunakan uji kinerja standar yang disebut pengukuran atau uji half-life.
Semua perangkap lalat Rentokil telah menjalani pengujian ketat yang sama sejak itu, ini termasuk pengujian pada inovasi perangkap lalat LED terbaru kami Lumnia.
Untuk membuktikan dan mengukur efektifitas unit perangkap lalat, kami merancang uji standar half-life untuk mengukur kinerja secara ilmiah yang memungkinkan pelanggan untuk membandingkan produk secara langsung.
Penelitian Rentokil didasarkan pada pelepasan 100 lalat rumah (Musca domestica) di ruang uji standar dengan produk atau unit terpasang, dan menghitung jumlah lalat yang ditangkap secara berkala selama periode tujuh jam.
Cari tahu bagaimana cara Rentokil mengontrol hama lalat dengan menggunakan inovasi perangkap lalat LED terbaru
Dapatkan penanganan yang aman, profesional, dan tepat sasaran untuk membasmi lalat dengan cepat
Cari tahu bagaimana cara Rentokil mengontrol hama lalat dengan menggunakan inovasi perangkap lalat LED terbaru